Menjadi Penulis: Membina Jemaat yang Menulis

Rabu, Agustus 01, 2001

Menjadi Penulis: Membina Jemaat yang MenulisMenjadi Penulis: Membina Jemaat yang Menulis by Marion Van Horne

My rating: 3 of 5 stars
97 pages
Published 2007 by BPK Gunung Mulia (first published 1985)
ISBN139789796873197

Judul: Menjadi Penulis, Membina Jemaat yang Menulis
Marion van Horne
Judul asli: Write the Vision
Cetakan kedua:2007
97hlm; 27,5 cm
Kata Pengantar: Andar Ismail


Banyak sekali manfaatnya menulis. Salah satunya adalah merangkai kembali cerita masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Tullisan juga adalah warisan kita bagi siapa saja yang membacanya. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul yaitu: bagaimana caranya menulis? Apa yang harus saya tulis? Siapa yang akan membaca tulisan saya? Siapa bilang gampang jadi penulis? Siapa bilang juga sulit jadi Penulis?

Buku ini ditulis dalam rangka memberikan pelatihan pada peserta lokakarya penulis kristen. Buku ini merupakan outline untuk membantu para guru mempersiapkan pelajaran mereka sendiri yang disesuaikan dengan kondisi lokakaryanya (Hlm 79).

Buku ini berisikan 9 bab. Bab tersebut berisikan antara lain karakter penulisan berita, bagaimana menulis artikel majalah, bagaimana menulis cerita pendek, bagaimana menulis untuk anak-anak dan pemuda, dan menulis untuk orang dewasa yang baru bisa membaca.

Setiap babnya selalu didahului kalimat motivasi untuk menulis. tentunya kalimat tersebut memberikan dorongan semangat untuk senantiasa berlatih menulis. Salah satu kalimat yang saya sukai yaitu, "Tidak ada kapal penjelajah bagaikan buku, membawa kita bermil-mil jauhnya," oleh Emily Dickinson.Setiap babnya juga berisikan latihan-latihan yang harus dilakukan agar kita semakin terampil menulis.

Inti buku ini adalah senantiasa berlatih. Tidak ada sesuatu yang dicapai jika tanpa latihan yang disiplin. Hal itu juga ditegaskan oleh Andar Ismail dalam penutup kata pengantarnya. "Buku ini tidak menjamin kita menjadi penulis yang matang dan piawai. Menulis bukanlah sekedar merangkai kata, melainkan menuangkan hikmat yang mencerahkan dan menumbuhkan pembaca. Sepandai-pandainya kita menuangkan, yang lebih menentukan adalah apa yang dituangkan. Apa gunanya menuang sebuah botol bila isinya adalah air keruh? Atau apa yang mau dituang dari sebuah botol bila botol itu masih kosong?"

You Might Also Like

0 komentar