Selamat Berpelita

Senin, Juni 06, 2011

Judul: Selamat Berpelita
Penulis: Andar Ismail
Editor: Rika Uli Napitupulu-Simorangkir
Korektor Naskah: Raka Sukma Kurnia
Desain Sampul: Maxdalena W.
Tebal: vii+138 halaman
Penerbit: BPK Gunung Mulia, Februari 2011
ISBN: 9789796878451

Andar Ismail mengajak merenung tentang Alkitab. Bahan renungannya sejarah penulisan Alkitab, ungkapan-ungkapan dalam Alkitab, pentingnya punya kebiasaan membaca, itu semua dengan maksud agar pembaca mengetahui isi Alkitab. Supaya apa? supaya mengasihi, menaati, dan mempercayai inti isi Alkitab. Saya mendapat banyak pengetahuan dari membaca buku beliau ini. Saya menulis kutipan dari 33 bab dari Selamat Berpelita


1. Sungguh picik bila kita menganggap diri mengerti Alkitab. Tanpa memeriksa latar belakang sejarah, sastra, dan budaya para pengarang Alkitab, mustahil kita memahami mereka. Pertanyaan pertama kita bukanlah apa arti ayat ini bagiku, melainkan apa sebab dan tujuan pengarang menulis ayat ini dan untuk siapa?

2. Mengapa pemazmur tidak membayangkan Firman Allah sebagai obor? karena ia jarang memakai obor, karena tiap malam ia menjalankan pelita. Karena obor menyilaukan dan digunakan untuk kebutuhan khusus, sedangkan pelita digunakan untuk keperluan setiap hari.

3.Matius, Markus, dan Lukas disebut Injil Snoptik karena bergaris pandang sama. Garis besar Markus diambil alih oleh Matius dan Lukas. Akan tetapi Matius dan Lukas menambahkan bahan yang tidak ditulis atau mungkin tidak diketahui oleh Markus.

4. Snoptik melaporkan tentang Yesus, sedangkan Yohanes menafsirkan Yesus. Snoptik memberikan narasi, sedangkan Yohanes memberi interpretasi. Snoptik menderetkan sebanyak mungkin fakta, Yohanes selektif dan hemat fakta.

5. Kelima kitab Taurat (Ibrani: Torah) berisi dua unsur, yaitu sejarah dan peraturan.

6. Akan tetapi, yang lebih menyakitkan hati adalah bahwa dalam khotbahnya pendeta berkata, "Semua penyakit adalah akibat dosa. Dan upah dosa ialah maut. Penyakit adalah kutukan. Sia-sia berobat ke dokter manapun. Yang perlu adalah pelepasan dari kutuk." Aku bingung, apakah pendetaku bisa berpikir atau tidak?

7. Kita dibaptis hanya sekali, sedangkan kita bertobat dan lahir kembali ribuan kali. Bertobat bukann suatu momentum, melainkan kontinuum.

8. Gus Dur bersikap inklusif terhadap kaum yang berbeda karena wawasannya luas. Ia berwawasan luas karena membaca banyak buku. Ia gemar membaca sejak kecil. Ia membaca banyak buku dari berbagai agama yang diwariskan kakeknya, yaitu Hasyim Asy'ari dan ayahnya, yaitu Wahid Hasyim.

9. Berapa kali kata Alkitab muncul di Alkitab? jawabnya: satu kali pun tidak, kecuali di sampulnya.

10. Perjanjian Lama memang mempunyai kisah yang unik. Ia ditulis oleh ratusan orang dalam jangka waktu ribuan tahun. isinya kisah keturunan satu orang yang bernama Abraham. Jadilah PL kitab yang dihargai milyaran orang Yahudi, Kristen, dan Muslim yang secara bersama mengaku keturunan dari satu orang bernama Abraham itu.

11. Perjanjian-Nya diberikan cuma-cuma. Kita hanya bisa menerima dengan bersyukur. Terima saja. "Just accept it" adalah benang merah buku Systematic Theology karang teolog Paul Tilich (1886-1965).

12. Tidak ada angka yang mampu menentukan nasib. Yang menentukan nasib kita adalah anugerah ilahi dan jerih payah insani.

13. Dalam buku Menjadi Penulis-Membina Jemaat yang Menulis, Marion van Horne menegaskan, "kalau kata-kata kerja dipilih secara baik, mereka akan menimbulkan gerak dalam penulisan. Mereka memberi semangat dan kehidupan bagi kalimat-kalimat, menjadi titik tengah yang dilingkari kata-kata lainnya. Alkitab adalah buku yang paling baik untuk diajak konsultasi dalam latihan menggunakan kata kerja. Pada drama ilahi ini, kata-kata kerja menyatakan kasih dan kekuasaan Allah.

14. Kidung Agung adalah syair cinta yang ditulis untuk pesta pernikahan di pedesaan. Budaya Timur saat itu, pesta pernikahan dirayakan tujuh malam berturut-turut. Dalam budaya itu, cinta,asmara, dan seks bukan terletak dalam ranah individual, melainkan ranah komunal.

15. Kembali ke Multatuli. Sesuai dengan nama samarannya yang berarti "Aku banyak menderita", berkali-kali ia terpaksa mencari kamar lain yang lebih murah sewanya. Di musim dingin, ia tidak mampu membeli kayu bakar untuk pemanas kamar. Ia ditinggalkan istrinya. Tulisnya, "Diperlukan banyak derita untuk sedikit mengerti bahwa hanya sedikit yang dimengerti oleh banyak orang."

16. Apakah ajaran Tritunggal ini perlu kita bela? Tidak. Keyakinan tentang yang Ilahi tidak memerlukan pembelaan. Sungguh arogan bila kita merasa mampu mewakili Allah sebagai pembela-Nya.

17....teologi selalu terbuka terhadap penemuan-penemuan arkeologis, namun bersikap mengkaji secara berhati-hati. Ciri sebuah ilmu adalah tidak langsung menolak, namun sebaliknya juga tidak langsung bersorak.

18. Tanpa pegangan yang memadai, kita akan menafsirkan perumpamaan secara gegabah dan sembarangan.

19. Fransiscus Xaverius Seda (1926-2009) lahir dalam keluarga guru di Lekebai, desa kecil di Flores. Di tengah alam Flores yang keras, Seda bertumbuh dengan semboyan hidup "Berdoa, Bertapa, dan Bekerja Keras."

20.  Ibadah memang bukan ditandai oleh gerakan dan kesibukan, melainkan oleh ketenangan dan keteduhan, yakni ketenangan dan keteduhan tubuh dan batin. Hanya ketika tubuh dan batin tenang teduh kita dapat berpikir dalam-dalam. Itulah kontemplasi. Itulah merenung.

21.Kartini adalah pendekar. Ia bukan pendekar busana, melainkan pendekar sastra. Perjuangannya bukanlah agar kaum perempuan suka berkain kebaya, melainkan suka membaca.

22. Mengapa Yohanes menulis dengan gambaran tentang binatang yang aneh-aneh (Kitab Wahyu)? Supaya surat ini tidak dimengerti oleh intelijen Romawi dan supaya surat ini bisa lolos sensor ke luar dari penjara.

23. Ikut beribadah di negeri Israel dan Palestina memperkaya dimensi penghayatan iman kita. Berbaur dengan penduduk kkota kecil masuk ke sinagoge kecil dan turut mengucapkan "Syema Yisrael Adonai elonehu, Adonai ekhad". menunduk khidmat bersama dengan umat muslim di Masjid Al-Aqsa. Mengucapkan doa Bapa Kami dengan umat gereja ortodoks Siria yang berbahasa Arab.

24. Salah satu lagu natal "Joy to the World" adalah gubahan dari Kitab Mazmur 98.

25. Hidup berawal dan berakhir dengan keadaan tidak berdaya. Sebagai bayi kita hanya dapat berbaring dan menangis. Kelak, saat menghadapi ajal kita juga hanya bisa berbaring dan meneteskan air mata.

26. Bahwa "Bunga Mawar dari Saron (kid 2:1) masa kini dianggap dari Siria, padahal berasal dari Tiongkok.

27. Apakah kejelian membedakan mana isinya dan mana bungkusnya memecahkan persoalan kebingungan kita terhadap Alkitab? Tidak! kita tetap masih heran, sebab tidak mungkin kita memahami Alkitab sampai puas.

28. Keliru anggapan bahwa negara Israel identik dengan umat Allah dari zaman penulisan Alkitab, sebab Republik Israel sekarang adalah sebuah entitas geopolitik, padahal umat Allah pada zaman penulisan Alkitab adalah entitas sosioteologis.

29. Kasus gereja dari abad pertama sampai abad pertengahan menunjukkan bahwa agama negara dan negara agama memang menggoda dan memukau. Simbiose mutualistik antara agama dan negara ini dalam satu dua generasi memang menguntungkan, namun setelah itu ternyata baik gereja maupun negara lambat laun semakin rapuh. dalam jangka pendek untung, dalam jangka panjang buntung.

30. "Meletakkan pelita di bawah gantang" (Mat 5:15) serupa dengan kebodohan.

31. Apakah faedah adanya bermacam-macam terjemahan Alkitab? Agar kita membaca Alkitab sambil membanding-bandingkannya supaya dengan demikian kita tertolong untuk lebih mengerti isi Alkitab.

32. Prakarsa Albert Corneliszon Ruyl menerjemahkan Injil ke dalam Bahasa Melayu pada 1629, menjadi Injil pertama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Asia.

33. Perjalanan mengetahui isi Alkitab tidak berakhir. Perjalanan itu masih panjang. Perjalanan mempelajari dan mengetahui isi Alkitab adalah perjalanan selama hayat dikandung badan.

@hws06062011

You Might Also Like

3 komentar

  1. trimakasih sudah berkunjung mas Bayu..wah bukunya mas sudah saya miliki, tapi belum saya baca, hehehe..nanti deh...:a

    BalasHapus
  2. blm punya seri ini, baru ya ?

    BalasHapus
  3. yap..betul nat. ini terbit tahun 2011, bukan begitu mas bayu?
    hehehe

    BalasHapus