Laki-laki yang Salah

Senin, Desember 26, 2011

Judul: :Laki-laki yang Salah
Penulis: Lan Fang
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2006


Sebelum membaca antologi Cerpen Lan Fang ini, sedikit bertanya-tanya dalam hati. Kenapa salah? Apanya yang salah?
Membuka lembaran awal buku ini, ada kutipan sms (yang mungkin menjadi inspirasi penulis) tercetak seperti ini,
" Awas, THE WRONG MAN apa THE MAN WHO IS WRONG?"

Penceritaan dalam cerpen-cerpen itu menggunakan sudut pandang perempuan, kecuali pada "Mulut" dan "De Javu." Persoalan cinta dan feminisme adalah isu menarik yang dicuatkan oleh Lan Fang. Dari beberapa cerpen ini, dapat digambarkan betapa tangguhnya (sekaligus kelemahan) perempuan dalam menjalani konflik dan ketertekanan dalam mengambil pilihan. Seperti Lara dalam "Ketika Tidak Harus Menunggu" harus tetap merelakan pria-nya pada perempuan lain. Selain itu, kritik terhadap pengabaian hak perempuan dalam kehidupan bermasyarakat dalam "Jangan Main-main dengan Perempuan" dan "Perempuan Abu-abu."


Setting cerita umumnya berada di Surabaya (Ambilkan Bulan Bu, Pangeran Air dan Putri Air, 05.03.2004, Laki-laki yang Salah, Kepada Suzana) dan berhubungan dengan dunia kampus terutama Jurusan Hukum.

Permasalahan yang dialami oleh perempuan menjadi gambaran bahwa salah satu kebutuhan dasar manusia adalah keinginan untuk menjalin hubungan, apakah itu persahabatan, pertemanan, pacaran, perkawinan, atau apalah namanya dengan istilah lain. Namun, cara pandang perempuan dalam menjalani suatu hubungan, seringkali berbeda dengan respon lak-laki, sehingga seringkali perempuan terjebak dalam suatu hubungan (meminjam istilah seorang abang) yang tidak berprospek.

Secara umum, kumpulan cerpen ini bagus menambah wawasan, sekaligus menjadi bahan menarik untuk dijadikan topik diskusi.Sepertinya dalam menulis cerpen ini, Lan Fang menggunakan kata-kata favorit yang mungkin menjadi keseharian Lan Fang seperti surabaya, hukum, alis mata camar, dan menghujam hati.


Buku ini terdiri dari 3 bagian, yaitu: siang, malam, dan pagi. Masing-masing bagian terdiri dari empat, tujuh, dan empat judul cerita pendek. Bagian siang terdiri dari: Mulut, Ketika Tidak Harus Menunggu, Bicara Tentang Cinta Sri, dan Terlambat. Bagian Malam terdiri dari: bayang-bayang, Deja-Vu, Jangan main-main dengan Perempuan, Perempuan Abu-abu, Perempuan Bermata Sepi, Kepada Suzanna, dan Laki-laki yang Salah. Bagian Pagi terdiri dari 05.03.2004, Ambilkan Bulan, Bu, Pangeran Api dan Putri Air, serta Kunang-kunang di Mata Indri.

Saya jadi teringat pada satu kutipan,
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu.




Meski request friend dariku belum kau approve di facebook, kita pernah berteman lewat karya-karyamu. Selamat Jalan Mbak Lan Fang.  Selamat Bertemu Kembali.

@hws28052010 revised 26122011

You Might Also Like

9 komentar

  1. Hiks, baca baris terakhir jd pengen sedih ...aku malah belum sempat baca satu pun karya beliau. Semoga kita bisa meneladani sosok beliau yang inspiratif dan berkarya. Salam

    BalasHapus
  2. Aku blom pernah baca buku yang mana pun. Makanya pas timeline rame ma nama beliau, jadi beneran nggak ngeh. >.<
    Jadi penasaran.

    BalasHapus
  3. @dion: mari berkarya :a

    @Ally: ayo dibaca karya beliau, mulai dari reviewnya aja dulu. Om Rahib banyak buat reviewnya Lan Fang ini :a

    BalasHapus
  4. Sama kayak ally, belum pernah baca karya2nya Lan Fang...sepertinya bagus2 ya..RIP Lan Fang.

    BalasHapus
  5. judulnya aneh jadi bikin penasaran :)

    R I P Lan Fang

    BalasHapus
  6. @Astrid: iya..beliau sepertinya menekankan tokoh perempuan dalam ceritanya.

    @nanny: ayo coba dibaca ceu :a

    BalasHapus
  7. belum pernah baca karya Lan Fang, kan ini bukunya dibagi menjadi tiga bagian, nah tiap bagian itu ada benang merahnya nggak sih bang?

    BalasHapus
  8. aku belum pernah baca bukunya lan fang (duh!), dari bbrp review mmg tulisannya puitis ya, dan dengan tema yg menyiratkan toleransi (menyodorkan suatu hal dalam bentuknya yg beda2).

    BalasHapus
  9. @sulis: yah intinya bagaimana dari sudut pandang perempuan memandang laki-laki.

    @melani: aku baru ini juga membaca karya beliau, jadi belum bisa menyimpulkan bagaimana gaya penulisannya mbak. Namun dari beberapa cerita ini, mungkin menceritakan sisi pribadi Lan Fang.

    BalasHapus