Because of Winn-Dixie

Jumat, Januari 27, 2012

Judul: Karena Winn-Dixie
Judul Asli: Because of Winn-Dixie
Penulis: Kate di Camillo
Alih Bahasa: Diniarty Pandia
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2004 (Desember)
ISBN: 9792210644

Apakah kau mencari rumah? sang pendeta bertanya, lembut sekali, pada Winn Dixie. Winn Dixie menggoyang-goyangkan ekornya. "Yah," sang pendeta berkata, "kurasa kau punya rumah sekarang." (hlm 19).

Bagaimana kita memaknai sebuah rumah? Apakah kita memandang bahwa rumah adalah bangun ruang yang terdiri dari lantai, dinding, jendela dan atap? rumah adalah sebuah lambang status dimana rumah menunjukkan kelas sosial seorang manusia. Rumah juga merupakan tempat perlindungan, dimana rumah adalah tempat paling aman dari angin, hujan dan panas. Rumah juga adalah  inspirasi, dimana angan-angan dan cita-cita terbentuk dan berpulang kembali dari dan ke rumah. Dan rumah adalah bentuk penerimaan. Bagi orang-orang yang tersisih, bagi yang kehilangan, bagi yang tak berpunya sanak, bagi yang ditolak, dan bagi yang sendiri.


Dari sudut pandang seorang anak kecil berusia 10 tahun bernama India Opal. Ia kesepian sebab ia tak punya adik atau kakak, ibunya meninggalkan ia dan ayahnya, dan ayahnya sendiri sebagai pendeta sebuah gereja di Naomi, Florida seiring kepindahan mereka dari India. Winn-Dixie adalah nama anjing yang ditemukan Opal di sebuah toko serba ada. Sebuah kejadian unik mengawali pertemuan mereka.

Sesungguhnya tidak ada yang begitu istimewa dengan keseluruhan isi cerita ini. Apa yang ditulis oleh Camillo sepertinya  kebetulan untuk dijadikan sebuah kebetulan. Namun, bila mencermati akan apa yang disampaikan oleh peristiwa-peristiwa kecil yang dialami oleh India Opal, terasa suatu nuansa kesepian dan kerinduan. Hal itu terlihat pada saat India Opal, bertanya pada ayahnya tentang bagaimana rupa ibunya, dan ia juga menanyakan tentang sepuluh hal tentang ibunya pada ayahnya. Ada suatu kerinduan dimana ia ingin sekali tahu lebih banyak tentang ibunya. Dan disinilah bagian kritis cerita ini: Orang dewasa seperti ayahnya Opal tidak menyadari apa kebutuhan mendasar putranya, ia seolah-olah juga pasrah dengan keadaan dimana istrinya meninggalkan mereka dan tidak ada penjelasan yang cukup. Mungkin inilah yang menjadi dampak ketika Opal tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, ia mencari tahu dari sahabat-sahabatnya. Gejala apakah ini? entahlah...sepertinya tidak ada yang perlu dipersalahkan.

Percakapan antara Gloria Dump dan India Opal mengenai Otis. Tentang apa yang terjadi pada masa lalu. Suatu pelajaran menarik bagi seorang anak kecil seperti Opal tentang bagaimana menilai orang lain dari apa yang dilakukannya. Bukankah seringkali hal itu yang kita lakukan? dimana kita menilai orang lain dari masa lalunya, seolah jika ia ditemukan 'bercacat' pada masa lalu, adalah merupakan suatu kewajaran bagi kita untuk menghakimi?

....
"Belajar apa?"
"Belajar tentang apa yang paling penting."
"Apa itu?"
"Tiap orang berbeda-beda," ia berkata. " kau harus mencari tahu sendiri. Tapi sementara itu, kau harus ingat, kau tidak selalu bisa menilai orang dari hal-hal yang pernah mereka lakukan. Kau harus menilai orang dari apa yang mereka lakukan sekarang. Kau menilai Otis dari msik yuang dimainkannya dan betapa baiknya ia pada binatang, sebab itulah yang kau tahu tentang dirinya saat ini. Mengerti?"
(hlm 95)
Pelajaran yang simpel namun sering kali kita menafikannya adalah mengingat kebaikan orang lain. Mendaftarkan sepuluh sifat baik adalah cara sederhana untuk berperilaku seimbang, melihat orang lain secara utuh. Dan daftar tersebut bukan saja sekedar pengingat, namun akan menjadi rantai historis si objek bagi pencerita kepada pendengar selanjutnya, diselingi dengan secangkir teh hangat, sepiring biskuit, dan sebuah lagu. Itu akan menjadi momen luar biasa...

Kisah ini sudah difilmkan pada tahun 2005. Opal diperankan Annasophia Robb (Anna berusia 12 tahun ketika memerankan Opal), Ayah Opal diperankan oleh Jeff Daniels, Gloria diperankan oleh Cicely Tyson, Otis diperankan oleh Dave Matthews.

Cerita Opal ini dijadikan bahan ajar di sekolah-sekolah Amerika.  Karena itu juga Because of Winn -Dixie ini memperoleh banyak penghargaan. Antara lain Newbery Medal, Josette Frank Award dari Children's Book Committee at Bank Street College of Education, Mark Twain Award. Bagi anak-anak, (mungkin juga orang dewasa) disarankan membaca bukunya dulu baru menonton filmnya untuk mengisi imajinasinya.Saya berharap ada juga cerita dari penulis kita yang bisa menjadi bahan pelajaran bagi anak-anak syukur-syukur bisa difilmkan, sehingga bisa menjadi rantai historis bagi generasi selanjutnya.

Helvry | 27 Januari 2012

You Might Also Like

8 komentar

  1. Difilmkan dengan judul yg sama mba? *mau cari*

    BalasHapus
  2. Ralat: "Mas" huehehe... maaf yaaa :P

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Sampe sekarang belum berhasil membaca buku2nya mbak DiCamillo, padahal udah punya 2..

    BalasHapus
  5. @Fanda: Hehehe..pembaca seperti mbak Fanda, cuma butuh sejam kurang untuk menghabiskan buku ini :c

    BalasHapus
  6. thanks for the reference. Now i know about the story of winn dixie :a:q

    BalasHapus
  7. Baik versi buku maupun filmnya bagus inspiring bikin mewek. Paling bikin nangis pas si winn dixie ilang dan opal nangis-nangis ke bapakknya. Aku baca buku dan nonton filmnya tahun 2000-an. Gak nyangka kalo buku ini digunakan sebagai bahan ajar di sekolah-sekolah Amrik. Jadi ingat jaman waktu masih remaja aku nonton ini ama bapakku. Jadi pengen baca dan nonton lagi untuk mengenang memori bersama bapak. Opal dan ayahnya mirip bg

    BalasHapus