The Journey

Senin, April 23, 2012

Judul: The Journey: Kisah Perjalanan Para Pencerita
Penulis: Adhitya Mulya, Alexander Thian, Farida Susanty, Ferdiriva Hamzsh, Gama Harjono, Okke Sepatumerah, Raditya Dika, Trinity, Valiant Budi, Ve Handojo, Windy Ariestanty, Winna Effendi
Editor: Resita Wahyu Febiratri
Proof Reader: Alit Tisna Palupi
Penata letak: Dian Novitasari
Desainer sampul: Jeffri Fernando
Penerbit: Gagas Media
Tahun: vii + 246 hlm
Cetakan ketiga, 2011.

Hidup adalah sebuah perjalanan, perjalanan di dunia dimulai dari lahir hingga mati. Ada banyak tempat indah di dunia ini yang tak mungkin semua bisa dikunjungi. Toh jika menyadari bahwa seluruh waktu hidup kita tidak akan mampu menjalani seluruh dunia ini, mengapa kita harus berjalan? Sebab itu adalah langkah kecil untuk mengenal bahwa kita tidak ada apa-apanya di dunia fana ini. Selain itu, sebagai alat permenungan bahwa Sang Mahapencipta adalah pelukis ulung yang tidak terbandingkan.


Buku ini berkisah tentang sebuah kisah perjalanan yang ditulis oleh 12 penulis. Mereka beragam profesi. Ada yang sebagai dokter spesialis mata, sebagai pemimpin redaksi, sebagai mahasiswa, sebagai penulis script skenario. Sebuah tren baru, sejak adanya media seperti blog atau notes di FB, dan semakin terjangkaunya camera digital, membuat orang-orang bebas menulis kisahnya layaknya seorang presenter acara jalan-jalan. Masing-masing menuliskan pengalaman perjalanannya dengan gaya sendiri serta didukung oleh dokumentasi foto-foto.

Ada kisah Valiant Budi yang melakukan "curi-curi" gambar ketika berada di Madinah, ia berpura-pura menelpon temannya dengan menggunakan handphone, namun sebenarnya hal itu adalah palsu dikarenakan sebenarnya yang ia lakukan adalah mengambil gambar dengan handphonenya, alhasil gambar-gambar tersebut miring seperti Menara Pisa. Ada juga kisah Raditya yang mau tidak mau harus menggunakan bahasa tarzan ketika ke Belanda dan bertemu sahabat-sahabat baru. Kisah free traveling Trinity yang mengamati apa dan bagaimana perilaku orang-orang yang diundang oleh sponsor untuk melakukan traveling. Ve Handojo yang harus mengorbankan satu hari turnya di Yerusalem, demi rasa penasaran. Windy yang merasakan salah satu kebahagiaan ketika di Swiss adalah jadwal perjalanan kereta yang tepat waktu, dan kisah-kisah perjalanan menarik lainnya.

Dari dua belas penulis ini, dua orang diantaranya mengambil tempat di Indonesia yaitu di Karimun Jawa dan NTT, selebihnya antara lain di Vietnam, Singapura, Arab Saudi, Yerusalem, Senegal, Spanyol, Swiss, Belanda, Amerika. Sementara hanya Trinity yang menceritakan secara umum tanpa menyebutkan lokasi. Para Penulis juga melengkapi kisah mereka dengan foto-foto. Namun sayang, ukuran fotonya kurang besar sehingga pemandangan di dalamnya kurang dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu, beberapa foto ditampilkan dalam warna putih, ada baiknya foto-foto yang disisipkan ditampilkan dalam ukuran yang besar sehingga nyaman dilihat.

Pelajaran yang dapat diambil adalah bahwa dunia itu tidak sempit. Banyak bagian-bagian di bumi ini yang belum kita jalani. Namun, bukan berarti akan kehilangan sukacita bila belum menjalani tempat-tempat tersebut. Kita dapat memulai kisah kita. Tempat yang dijalani tidak mesti ke luar negeri atau tempat-tempat yang dianggap berkelas. Tidak ada salahnya mulai menceritakan tempat-tempat unik seperti air terjun, kebun binatang, pasar, terminal, stasiun busway, tempat perhentian bis dan sebagainya. Untuk apa? untuk berbagi kisah. Bukan merupakan suatu jaminan jika berjalan/melancong ke luar negeri akan lebih baik bila dibandingkan dengan Indonesia. Kita hanya kekurangan informasi!

Seperti apa yang dikatakan oleh Dr. Seuss: “The more that you read, the more things you will know. The more that you learn, the more places you'll go.” Buku ini merupakan langkah awal mengenal berbagai tempat di dunia. Namun yang menarik bukanlah tempatnya namun seringkali justru kisah perjalanan itu sendiri. Karena itu banyaklah membaca, banyaklah mendengar, banyaklah berjalan, dan tuliskan kisahmu.

helvry | 23 april 2012

You Might Also Like

12 komentar

  1. Hmmm... Aditya Mulya ikutan nulis ya? perasaan dulu dia juga pernah nulis novel traveling, yg judulnya Travelers' Tale kalo ga salah. kira2 sama ga ya?

    BalasHapus
  2. @ratih: itu para penulisnya pada udah bikin buku semua masing-masing, aku sih belum pernah baca buku-buku mereka :a

    BalasHapus
  3. wihhhh suka deh sama kata-kata penutup reviewnya..asikkk banget...hehehe..ini kumpulan cerpen ya brarti bang? aku kurang begitu suka dengan kumcer sih.

    BalasHapus
  4. @Althesia: ahahaha..danke esy :c

    bukan kumpulan cerpen esy, tapi kumpulan 'laporan perjalanan' coba diintip dulu blog-blog pribadi mereka deh :a

    BalasHapus
  5. Sepertinya bagusan Live Traveler ya bang? *sok tau padahal bukunya masih ditimbun* :D

    BalasHapus
  6. :q waaaaahhh jempoool buat review-nya... karena ceritanya yg macam2 jadi bingung gimana cara mereview-nya.. Hmmm, baca review-an ini jadi terinspirasi,,
    Thanks for sharing :)

    BalasHapus
  7. @annisa: hadeeh saya kurang tau teh :c

    BalasHapus
  8. @winda: hehehe...nuhun pisan teh :d
    ayooo semangat terus nulisnya :q

    BalasHapus
  9. boleh juga nih bukunya buat dibaca-baca :a

    BalasHapus
  10. sudah ada the journeys yang kedua kan, belakangan ini. saya malah baru hendak baca serial naked traveler trinity :-D

    *first comment, here :-)

    buku yang dibaca beragam banget yah mas helvry. keren ^^d

    BalasHapus
  11. trimakasih atas kunjungannya faraziyya. saya baru baca tentang travelling dari buku ini, belum ada yang lain. Kalau bacaan bervariasi, biar nggak bosen aja, lagian enak juga kalau genre-nya banyak, biar tambah pengetahuan. :a

    BalasHapus