Ulas Cerpen Klasik: Kalung (Guy de Maupassant)

Rabu, Juli 25, 2012

Judul Cerita: Kalung
Judul Asli: La parure (1884)
Penulis: Guy de Maupassant
Tautan sumber (bahasa Inggris): http://www.classicshorts.com/stories/necklace.html
Sumber terjemahan: Kumpulan Cerita Pendek Guy de Maupassant
Penyunting: Ida Sundari Husen
Penerbit: Yayasan Obor Indonesia (2004)


If beauty is pain, will you?
Menjadi cantik dan menjadi pusat perhatian adalah hal yang alami bagi sebagian besar perempuan. Tak heran, industri kecantikan, mode, dan fashion menjadi besar karena kebutuhan keinginan kaum ini. Kisah ini menceritakan kehidupan Madame Mathilde Loisel, seorang istri pegawai negeri di sebuah kementerian. Kehidupan mereka tidaklah di dalam kemewahan dikarenakan suaminya, Charles adalah seorang pegawai yang taat dan rajin. Suatu kali Charles menerima undangan untuk menghadiri jamuan makan dari atasannya. Ia membawa undangan tersebut pada Loisel, namun Loisel bersedih hati karena ia tidak memiliki pakaian maupun perhiasan bagus. Loisel adalah seorang perempuan yang cantik, namun ia merasa menderita karena ia seharusnya tidak dilahirkan atau menikah dengan orang sederhana. Ia merasa keanggunan dan kecantikan tidak dapat terlihat bila ia tidak mengenakan gaun serta perhiasan yang bagus.


Pengertian dan saling memahami pada dasarnya adalah kunci dasar perkawinan. Dan hal itu dilakukan oleh suaminya dengan memberikan Loisel uang untuk membeli gaun terbaik. Meski keadaan keuangan mereka pas-pasan, namun demi melihat istrinya bahagia Charles merelakan tabungan tersebut digunakan oleh Loisel. Uang tersebut dihabiskan, namun Loisel masih merasa kurang lengkap tanpa perhiasan. Karena itu ia meminjam kalung berlian dari temannya. Ia tampil cantik pada jamuan tersebut, dan menjadi pusat perhatian. Ia sangat menikmati suasana tersebut, dimana banyak pasang mata melihat penampilannya. Ia sendiri tidak menolak tawaran berdansa dari teman-teman suaminya. Dimana suaminya? ohhh dia tertidur di sofa menunggu istrinya.

Mereka pulang..tetapi..kalung berlian itu hilang!

Cerita selanjutnya adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk memperoleh kembali kalung tersebut.
Ah saya tak mau meneruskannya, biar teman-teman sendiri membacanya, Opa Maupassant menutup dengan baik cerita tersebut :)

Kembali ke pertanyaan pembuka di atas, Loisel (dan mungkin banyak wanita juga) mengiyakan. Itu kembali pada pilihan masing-masing orang, bukan? Menjadi cantik adalah pilihan, lalu menderita apakah pilihan?
She shared her pain in the pursuit of beauty



helvry sinaga | 25 Juli 2012

You Might Also Like

5 komentar

  1. pergaulan, kelas sosial.. meuntut kita untuk tampil lebih dari yang bukan diri kita sendiri...

    loisel harus bekerja keras untuk mengganti harga kalung yang - you knnow...

    alur critanya memang tidak terduga !

    katanya sudah ada film-nya juga... tp belum nonton sieh..

    BalasHapus
  2. @novi: eh ada filmnya yah? nanti deh aku cari..penasaran versi filmnya kayak apa :a

    BalasHapus
  3. Okkeii.. Akhirnya terlihat juga secuil bukuku dalam tumpukan harta karun di mejamu itu bang.. :))

    BalasHapus
  4. @anis: iyaaah...secuil juga yang kupahami dari situ :o

    BalasHapus